Selasa, 12 April 2011

SENANDUNG DIBAWAH RINTIK HUJAN


Malam ini aku belajar, tentang sebuah arti memahami. Tentang sebuah profesionalitas dalam menjalin sebuah hubungan. Tentang memahami sebuah arti kualitas waktu. Ya, memang aku terlihat disiplin dan amat sangat menghargai waktu, tapi ku melupakan akan kualitas waktu itu yang tiap hari berlalu selama 24 jam, tidak kurang dan tak lebih. Aku sadar kalau kadang caraku perhatian denganmu ternyata tidak kamu sukai. Aku kurang “peka” dalam memahami dirimu. Ku hanya mementingkan ego ku sendiri tanpa melihat bagaimana dirimu memahaminya. Aku terlalu menggeneralisir setiap orang seperti diriku. Padahal itu hanyalah sebuah kemustahilan. Setiap orang dilahirkan unik, memiliki ke khas-an sendiri yang membedakan antara satu dengan yang lain.

Tak semua orang mau terbuka dengan kita,ada yang ekstrovet ada yang introvet.ada yang supel ada pula yang pemalu. Ada yang suka bahasa verbal ada juga yang cuma pake bahasa non verbal dan semua itu bisa kita rasakan jika kita bisa MEMAHAMI. Ya sekali lagi MEMAHAMI. Sebuah kata yang memiliki ribuan makna yang sangat rumit dan butuh proses yang panjang. Tapi itulah indahnya cinta, indahnya kasih sayang yang kan selalu kita tebarkan di setiap masa. Sepertinya benar kata mario teguh “selalu memberi kasih sayang seakan-akan kita tak pernah disakiti”.

Dan malam ini aku tahu, aku semakin memahami dirimu. Dan aku percaya bahwa dirimu sangat bertanggung jawab. Bahkan dirimu sebenarnya sangat dewasa, walau kadang kamu tak menyadari hal itu. Kadang kamu emang terlihat childish tapi itu wajar kok. Aku cuma bisa ngingetin tanpa ada sebuah pikiran sekecil apapun itu tuk mengguruimu. Tuk menjadikan dirimu “terlihat” salah. Sama sekali tidak. Hal itu ku lakuin semata-mata agar kamu bisa menjadi lebih baik. Dan ku kan selalu berusaha membimbingmu,tuk menjadi Imam-mu dan menjadi penerang dalam sisi gelapmu. Sekali lagi ku ucapkan terima kasih. Malam ini kamu telah memberikan banyak pelajaran berharga untuk diriku. Ku hanya bisa berdoa semoga kamu selalu dalam lindungan NYA dan diberi yang terbaik.

Senin, 07 Februari 2011

jangan marah ketika ada orang jutek padamu



Jangan pernah marah pada orang yang jutek dengan kita. Entah itu karena keberadaan kita yang (sedikit) merepotkannya ataukah karena dia memang sudah dari lahir ditakdirkan jutek.

Jutek berarti dia marah-marah, bersikap tidak sopan, maupun memiliki raut wajah yang sama sekali -engga banget-. Biasanya mereka berlaku demikian untuk mengurangi rasa ketidakpercayaan diri atau untuk menutupi kelemahannya. Jika kita cermati, banyak sekali orang jutek yang memiliki wajah yang sangat pas-pas an bahkan jauh dibawah standar..(:-D). Banyak dari kita berceletuk "ah, udah wajahnya jelek jutek lagi".apa kata dunia. Ya, that's the point. Orang jutek biasanya memiliki pembawaan yang cenderung angkuh dan tidak fun dalam hidupnya. Setiap hari dia selalu saja memasang muka jutek yang secara tidak sadar dia meningkatkan konstraksi otot yang puluhan kali lipat dibanding jika tersenyum. Sehingga akibatnya adalah wajah mereka cenderung lebih cepat "berumur" dan suram.

Lain halnya jika kita tersenyum, otot yang digunakan cenderung lebih sedikit dan akan membuat kita awet muda. Sehingga sangat jarang orang yang suka senyum terlihat tua ataupun jelek. Selalu ada rasa senang ketika kita melihat wajah tersebut. Bayangkan aja kalo kita pergi ke bank, lalu teller ataupun customer service yang melayani kita bermuka jutek. Tentu kita akan sesegera mungkin pergi dari bank dan malas untuk pergi ke bank. Dan kenyataannya sebaliknya kan?

Mengutip sedikit dari surat Abasa, dimana Rasul ditegur oleh Allah SWT karena bermuka masam saat datang seorang buta padanya. Hal ini jika kita telaah lebih lanjut, berarti sebagai umat muslim kita diwajibkan untuk selalu bermuka senyum dan menyenangkan pada orang lain. Jangan pernah bermuka yang tidak mengenakkan pada orang lain bahkan memalingkan pandangan kita.

Jadi, jika kita mendapati orang yang bermuka jutek, BERSYUKURLAH. Karena dia mengajari kita untuk lebih bersabar dan membalasnya dengan senyuman. Maka akan runtuhlah segala kejutekan yang ada pada dirinya. Berterima kasih-lah padanya karena dengan dia bermuka jutek, kita bisa lebih belajar lagi untuk dapat menghargai orang lain dan belajar untuk selalu tersenyum. Memang terlihat berat, tapi hal itu akan menjadi mudah jika kita mau mencobanya dan mau berfikir. Selamat mencoba.


Minggu, 06 Februari 2011

sang pencerah

"fisiknya memang tak sempurna, tapi semangatnya memperjuangkan agama melebihi semangat orang yang sempurna"

Itulah yang tergambar dari sesosok lelaki kurus yang sering dipanggil mas Yucham. Seseorang yang kurang sempurna secara fisik (polio-red) namun memiliki semangat yang sangat besar dalam syiar islam. beliau selalu mengajari mengaji anak didiknya semenjak saya sd (15 tahun silam) sampai sekarang. dia tak pernah kenal lelah. setiap sore hari,ia selalu berjalan menuju balai muslimin dimana ia mengajari ngaji.tak kenal lelah, panas hujan pun tak dihiraukan lagi demi anak didiknya agar senantiasa belajar mengaji. 2 kilometer ditempuh untuk menuju tempat itu, walaupun dengan kaki yang terpincang-pincang, namun ia tetap menikmati pekerjaan mulia itu.

ya, tak banyak dari kita yang mau untuk mengajar ngaji,bahkan hanya untuk mengajari ngaji anak kita sendiri. kita lebih prefer untuk menyekolahkan ngaji anak kita di TPA terdekat dengan alasan efektif maupun kepraktisan yang lain.

namun, dimata seorang Yucham semua itu menjadi sebuah kebutuhan. kebutuhan akan membagi ilmu dalam hal tadjwid, hafalan al qur'an maupun membaca secara fasih pada anak didiknya.


Rabu, 03 November 2010

Kasih Sayang Sang Malaikat Dunia

Ada sebuah kisah pagi ini yang menggetarkanku saat aku membaca sebuah buletin jum’at,kisah mengenai kasih sayang seorang malaikat dunia.

Langsung saja ke ceritanya

Saya bernama rico,waktu itu aku sedang duduk dibangku sekolah dasar dan semenjak itupula saya hanya memiliki orang tua tunggal yaitu ibu saya...ya,orang tua yang membesarkanku dengan satus single parent. Hal ini aku ketahui setelah suatu saat ibu bercerita kepadaku bahwa saat aku kecil ayahku meninggal pada sebuah kecelakaan tunggal. Kehidupanku sehari-hari aku jalani bersama ibu sampai hal itu terjadi.

Saat aku sudah duduk di bangku SMP,tepatnya ketika penerimaan rapor hasil belajar siswa,saat dimana para orang tua murid diundang ke sekolah untuk mengambilnya.Pas orang tuaku datang ke sekolah,teman-temanku tertawa sambil berkata”ya ampun rico.....jadi ini orang tuamu??hahahaha....” dan mereka melanjutkan tertawanya. Jangan heran kalau orang tuaku dijadikan bahan tertawaan mereka setelah melihat kalau ternyata orang tuaku cacat,ya...dia hanya memiliki satu mata.

Karena malu bercampur marah, secara spontan aku berkata kepada ibuku “Pulang sana!!!! Aku malu punya ibu seperti kamu..” dan ibu hanya menjawab “ya sudahlah nak, ibu akan pulang” sambil tertunduk ibuku membalikkan badan dan berjalan pulang. Waktu itu aku gak habis pikir kata-kata itu keluar dari mulutku tanpa sedikitpun memikirkan perasaannya. Sejak kejadian itulah saat aku pulang kerumah selalu marah-marah sampai pada puncaknya aku berkata “sudah cukup kau membuatku malu kali ini” lalu aku pergi dari rumah meninggalkan ibu.

Sejak saat itu aku hidup sendiri,bertahan,dan dengan usahaku akhirnya aku bisa sekolah sambil bekerja. Hingga lulus kuliah,kemudia bekerja untuk mencukupi kebutuhankudan menjadi mandiri. Sampai pada akhirnya aku menikah dengan seorang gadis cantik dan dikaruniai 2 orang buah hati kecil. Tak terasa sudah bertahun-tahun aku tidak menemui ibuku,aku tak tau bagaimana kabarnya saat ini.

Sampai pada suatu waktu saat anakku sedang bermain di halaman rumahku,mereka berteriak-teriak ketakutan. Saat kutengok ternyata ada sosok wanita tua dengan mata yang hanya satu sedang menghampiri rumahku. Yah..dai adalah ibuku yang sudah bertahun-tahun lamanya tidak aku lihat. Orang tua yang sedang mencari alamat anaknya,dan kemudia dia tersenyum saat melihatku yang membuktikan kalau pencariannya selama ini telah berakhir. Anak-anakku berlari dan bersembunyi di belakangku. Seketika itu juga istriku keluar untuk menengok apa yang membuat anak-anaknya berteriak ketakutan. Saat melihat sesosok tua renta itu istriku bertanya “itu siapa mas??” dan aku menjawab “itu bukan siapa-siapa, hanya pengemis” “owh..” istriku hanya terdiam mendengarnya tanpa rasa curiga. Pantas saja, sebelum menikah dengannya aku bilang kalau aku sudah tidak punya orang tua,alias yatim piatu. Serentak setelah itu aku berteriak kepada orang tua itu “pergi kau dari sini...!!! jangan menakut-nakuti anak-anakku..!!! senyum orang tua itu pun pudar dan berkata “maaf, saya salah alamat” dan diapun berlalu.

Beberapa bulan setelah peristiwa itu aku diundang di acara reuni SMP tempat aku sekolah dulu, sekolah yang dekat dengan rumahku saat aku masih kecil. Seusai acara itu aku sempatkan sebentar untuk menengok rumah kecilku yang dulu, dan juga penghuninya, ibuku. Tapi saat aku tiba disana, aku diberitahu oleh tetangga kalau ibu sudah meninggal. Sebelum ibu meninggal,beliau menitipkan sepucuk surat untuk anaknya yang dia yakini akan kembali, lalu kubaca surat itu.

“Anakku tersayang, ibu dengar ada acara reuni di SMP mu yang dulu. Ibu yakin kamu pasti akan datang kesana nak. Sebenarnya ibu juga ingin kesana untuk melihatmu lagi, tapi apa daya kaki ibu sudah tak kuat lagi untuk berjalan dan ibu hanya bisa terkulai lemas diatas pembaringan. Makanya ibu hanya bisa menulis surat ini dan berharap kamu membacanya. Maafkan ibu ya nak, ibu sudah menakut-nakuti anak-anakmu karena mata ibu yang hanya satu ini. Sebenarnya dulu saat kamu masih kecil kamu mengalami kecelakaan hingga merenggut penglihatanmu. Ibu sangat sedih waktu itu. Maka dari itu ibu berikan salah satu mata ibu agar buah hatiku ini bisa melihat indahnya dunia kembali. Ibu sangat senang sekali saat kamu ceria kembali dan bermain seperti anak yang lain. Sekarang kamu sudah besar ya,rasanya baru kemarin kamu masih bermain-main sambil memanggil ibu..ibu..Maafkan ibu ya nak kalau dulu ibu sering membuatmu malu”

Seketika itu aku langsung menangis dan menyesali pa yang telah aku lakukan pada ibuku. Kasih sayang yang ia berikan justru aku balas dengan cacian. Dan kata maafpun sudah terlambat untuk diucapkan. Dan tak akan tergantikan oleh berjuta-juta maaf sekalipun.

Setiap orang didunia ini pasti memiliki ibu. Kita sebagai anak sudah seharusnya memberikan kasih sayang seperti yang telah ibu berikan. Kasih sayang ibu tak kenal henti. Beliau bahkan rela memberikan jiwa raganya hanya untuk melihat buah hatinya bahagia. Bayangkan jika saat kita masih bayi tidak mendapat perlindungan dan diberi ASI olehnya. Apakah kita masih bisa hidup seperti sekarang?? Apakah kita bisa menghidupi diri kita sendiri pada saat itu?? Tentu tidak kan..tapi banyak dari kita yang seolah lupa akan betapa besarnya jasa ibu saat dewasa. Saat kita sudah bisa mandiri dan tidak membutuhkannya lagi. Dengan congkaknya kadang kita berkata tak membutuhkan ibu lagi, bisa hidup mandiri dan berbagai kata lainnya.

Seperti apapun itu, baik atau buruk, jelek ato apapun itu kita harus tetap selalu menghormati ibu, menyayanginya dengan sepenuh hati dan selalu mendoakannya. Semoga dengan tulisan ini kita lebih menyayangi ibu kita jangan sampai menyia-nyiakan beliau. Bagi yang sudah dipanggil sang khalik, semoga tak lupa untuk selalu mendoakannya karena hanya doa-doa anak yang shalih yang akan menjadi amal jariyah bagi orang tuanya.

(repost dari buletin jum’at –dengan berbagai penyesuaian)

H-D

Rabu, 21 Januari 2009

Kalau Saja

KALAU SAJA

Awal 2000, Laura, seorang kawan saya menerawang,”Kalau saja punya apartment berkolam renang, aku akan berenang tiap pagi, tak cukup seminggu sekali seperti sekarang. “Jreeng, tiga tahun kemudian, setelah memiliki apartment di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, ia justru melapor,”Percaya nggak, dua tahun tinggal di sini, belum pernah sekalipun aku berenang di kolam di bawah itu!”

Tak aneh, karena saya pun pernah mengalami pengalaman yang serupa dengan Laura. Awal 2003, saya sempat berangan-angan dalam hati, ”Kalau saja punya kamera digital, pekerjaan saya sebagai pencari berita tentu jadi lebih mudah”. Kebetulan, di akhir tahun, seorang teman menghadiahi saya sebuah kamera digital.

Tapi apa yang terjadi? Ternyata saya baru memakai kamera digital itu setahun kemudian, ketika bertugas ke negara tetangga. Sebelum itu, saya tetap setia pada kamera saku dan SLR analog dengan film dan slide yang oleh banyak orang kini dianggap merepotkan dan jauh lebih lebih boros.

Saat kanak-kanak, saya pun pernah berandai-andai, kalau saja masih punya bapak seperti anak-anak lainnya, tentu kehidupan kami lebih baik. Bisa punya mobil pribadi, tamasya sekeluarga, kemana-mana ada yang mengantar, dan tak dilarang ini-itu oleh ibu dengan alasan, siapa nanti yang membela kalau ada apa-apa? Ah...

Tapi pengandaian saya luruh ketika Aisya, teman sebaya saya di SMP berkomentar, ”Kamu beruntung hidup prihatin karena bapakmu memang sudah meninggal. Sementara aku sakit hati. Bapak meninggalkan aku dan ibu untuk kawin lagi!” Ya, Aisya sempat setahun menunggu, usai lulus SD, sebelum para pamannya patungan untuk menyekolahkannya lagi.

Kita memang kerap berkhayal memiliki sesuatu yang kita anggap perlu. Tapi begitu dalam geggaman, kita menyia-nyiakan, atau lupa menikmatinya. Tanpa pernah tersadar, kadang semuanya hanya sebatas nafsu. Yang tak ada habis-habisnya jika dijadikan dasar untuk berandai-andai.”Perang terbesar adalah melawan hawa nafsu”.

Adapted From: intisari, Juni 2008

10 tips sukses duniawi

10 KUNCI SUKSES DUNIAWI

Mungkin sebagian dari kita hidup dengan penghasilan pas-pasan bahkan ada sebagian yang merasa kekurangan. Walaupun sudah bekerja membanting tulang setiap hari, namun tetap saja rezeki yang kita terima sedikit saja dan sulit. Tahukah anda bahwa ternyata perilaku kita sehari-hari sangat mempengaruhi kesuksesan kita dimasa depan. Perilaku kita mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi dapat merepresentasikan kinerja kita dalam meraih rezeki. Berikut ini 10 tips meraih kesuksesan duniawi. Semoga bermanfaat.

1. Bangunlah pagi-pagi setiap hari.

Disadari atau tidak, bangun pagi-pagi ternyata dapat membuat rejeki yang kita dapatkan jauh lebih banyak dibanding orang yang senang bangun pada siang hari. Pepatah mengatakan,” jika bangun kesiangan nanti rejekinya keburu dipatuk ayam”. Pada kenyataannya para pebisnis semacam Ciputra, Bob Sadino maupun yang lainnya selalu memulai aktifitasnya pada pagi hari. Mereka selalu membuat rencana pekerjaan apa yang akan mereka lakukan pada hari itu dan mulai berfikir kedepan mengenai strategi bisnis yang akan mereka jalankan.

Sebenarnya, jika kita nalar, pagi hari dimana udara masih fresh, pikiran kita juga masih jernih dan rileks sehingga jika kita melakukan berbagai aktivitas yang memakai otak seperti belajar misalnya, maka hal yang kita pelajari tersebut sangat mudah untuk diterima otak dan mudah diingat. Selain itu, semakin pagi kita bangun dan memulai aktivitas, semakin banyak pula jam kerja kita sehingga hal tersebut yang menjadi point penting kita dimana mampu menambah rejeki yang kita terima.

2. Kerjakan Shalat Dhuha dan berdoalah dengan sungguh-sungguh

Dengan mengerjakan sholat dhuha dan berdoa sungguh-sungguh niscaya rejeki kita akan mengalir dengan sangat banyak. Karena jika kita nalar, waktu dhuha yaitu sekitar jam 8-9 pagi dimana banyak orang yang terlalu sibuk mengejar kepentingan duniawi, kita justru beribadah kepada ALLAH untuk mengharapkan rizki yang bermanfaat tentunya. Jadi kita berhubungan dengan ALLAH secara langsung dan minim berbagai hambatan. Dapat diibaratkan orang yang mengirim sms pada seseorang dimana jaringan yang ada sedang sepi, maka sms tersebut akan cepat sampai tanpa adanya gangguan sms yang pending. Doa yang kita panjatkan jika kita bersungguh-sungguh Insya Allah akan mudah terkabul.

3. Jalani hari-harimu dengan penuh senyuman dan semangat

Dengan banyak senyum dan semangat maka kita terlihat ramah dan disukai oleh banyak orang. Selain itu, dengan senyuman dipagi hari mampu membuat hidup kita menjadi awet muda dan mampu menjalani hari itu dengan lebih fun.

4. Gigih

Sebagian besar orang sukses, menjalankan roda bisnisnya dengan gigih dan pantang menyerah. Walaupun rintangan menghadang dan berbagai cemoohan datang padanya, namun dengan keyakinan yang kuat dan gigih menjalankan usahanya niscaya keberhasilan akan datang didepan mata.

Teringat atas kesuksesan Mbah Suyar di Karanganyar dimana ia hanya seorang supir ambulan dengan gaji 20.000. Namun ia nekat membeli sepot anthurium yang pada saat itu seharga 150.000. sebagian orang mengatakan ia sudah tidak waras,gila, ada juga yang mengatakan ia banci karena membeli tanaman hias, dan berbagai cemoohan lainnya. Dengan kegigihan dan ketekunan ia merawa tanaman tersebut disertai kasih sayang. Namun sekarang hal tersebut berbalik 180 derajat dimana anthurium menjadi sangat mahal dan dengan sepot anthurium tersebut ia mampu meraih penghasilan mencapai 10 miliar dengan menjual anakan hasil perkembangbiakan anthurium tersebut. Masih banyak orang sukses lainnya yang memulai usahanya dengan kegigihan dan ketekunan.

5. Komitmen

Buatlah komitmen yang rasional dan mampu untuk memacu diri kita dalam menghadapi berbagai rintangan yang ada. Jika kita sedang rapuh,malas ataupun jenuh, ingat kembali komitmen tersebut agar kita dapat kembali bersemangat. Jika diperlukan kita dapat menulis impian-impian kita disertai komitmen untuk meraihnya dan selalu kita bawa di dompet agar jika sewaktu-waktu kita sedang rapuh maka kita akan mudah untuk membacanya kembali dan me re-charge semangat kita

6. Berfikir Positif

Optimisme dan positif thinking sangat berpengaruh terhadap emosi dan perilaku kita dalam berusaha. Jika kita selalu berfikir positif, hal tersebut mampu membawa berkah yang besar pada diri kita. Namun, disarankan dalam mengaplikasikan positif thinking tersebut kita jangan terlalu naif agar kita tidak mudah dimanfaatkan orang.

7. Besedekahlah

Dengan bersedekah secara ikhlas baik dimasa susah maupun senang, niscaya rejeki yang akan kita terima menjadi semakin besar. Percayalah bahwa ALLAH akan melipatgandakan rezeki yang orang sedekahkan. Ustadz Yusuf Mansyur mengatakan bahwa orang yang berzakat 1000 rupiah dengan ikhlas maka ia akan menerima balasan 10 kali lipatnya yaitu menjadi 10.000 rupiah. Dan hal tersebut memang benar terjadi. Entah melalui berbagai jalan dalam membalasnya, namun hal tersebut memang benar benar terjadi. Jadi dengan bersedekan tidak membuat kita menjadi miskin/ berkurang kekayaannya namun justru menjadi bertambah banyak dan barokah.

8. Ikhtiar

Dengan doa disertai ikhtiar secara bersungguh-sungguh niscaya ALLAH akan membuka jalan rizki bagi kita. Seperti dalam sebuah ayat menyebutkan bahwa ”ALLAH tidak akan mengubah nasib suatu kaum melainkan mereka mengubahnya sendiri”. Hal terebut mencerminkan bahwa jika kita ingin hidup sukses maka kita harus berusaha dengan sungguh-sungguh dengan disertai doa.

9. Bersilaturahmi

Perbanyaklah silaturahmi, maka akan banyak pula rejeki yang kita peroleh. Dengan bersilaturahmi kita akan banyak mendapatkan rejeki, memperpanjang umur kita dan mampu membangun dan maintenance networking kita. Sebagai contoh si A bersilaturahmi ke rumah si B dimana si B sedang memanen rambutan. Si A pun kebagian rambutan berkat ia bersilaturahmi ke rumah si B. Bukan bermaksud untuk mengharapkan sesuatu hal dengan bersilaturahmi, namun dengan bersilaturahmi mampu mempererat networking kita dan maitenance networking/ menjaga hubungan baik dengan orang lain sehingga jika kita sewaktu-waktu membutuhkan bantuan orang tersebut kita dapat dengan mudahnya untuk meminta bantuannya.

10. Pola pikir kita dalam mengubah perilaku menjadi lebih baik

Point akhir yang paling penting adalah mindset kita untuk mengubah perilaku sehari-hari agar menjadi lebih baik. Karena tanpa satu hal tersebut, beberapa point–point diatas akan mustahil kita lakukan karena kita menganggap sepele hal tersebut dan meninggalkannya begitu saja. Mungkin bagi sebagian orang agak sulit untuk menerima nasihat dari orang lain tetapi asalkan nasihat tersebut bermanfaat dan mampu menjadikan hidup kita menjadi lebih baik dan bermanfaat, apa salahnya kita coba dan berusaha untuk menerimanya dengan lapang dada.

(H-D)

Senin, 02 Juni 2008

KISAH SEORANG PENJAJA OJEK KELILING

Kenaikan bahan bakar minyak yang terjadi akhir Mei ini membuat sebagian besar rakyat merasa hidupnya semakin susah. Harga barang-barang semakin mahal, sementara dana bantuan langsung tunai yang dikucurkan pemerintah dinilai tidak menyelesaikan masalah. Hal inilah yang juga dialami oleh seorang penjual ojek yang bernama Jumadi. Dia merasa semakin hari semakin bertambah berat beban hidupnya.

Jumadi, seorang pemuda yang berumur sekitar 25 tahun setiap hari berkeliling dari satu sekolah dasar ke sekolah dasar lainnya menjajakan ojek. Makanan yang terbuat dari tepung terigu yang direbus ini sangat disukai oleh anak-anak sekolah dasar. Dengan bermodalkan sepeda angin, tanpa lelah ia menjajakan ojek pada anak-anak SD. Dengan telaten recehan demi recehan ia kumpulkan demi menafkahi seorang istri dan anaknya yang masih bayi. Memang bagi sebagian orang uang receh sudah tidak terlalu berarti, tetapi ditangan jumadi recehan-recehan itu berguna untuk menyambung hidup sehari kedepan. Setiap hari harapannya hanya satu yaitu dagangannya semuanya laku terjual dan ia dapat segera pulang menemui anak semata wayang dan istrinya dengan membawa sejumlah uang hasil jualannya. Sungguh harapan yang sangat sederhana.

Setiap hari jumadi mempersiapkan semua dagangannya pada sore hari. Sekitar jam 5.00 sore sehabis pulang berjualan, ia selalu mempersiapkan semua bahan baku untuk membuat ojek seperti tepung terigu, tepung pati, dan abon sebagai isian. Bermodalkan uang duapuluh ribu rupiah ia membeli semua bahan baku. Setelah adonan siap, ia pun mulai membuat satu per satu ojek dengan dibantu oleh istrinya. Sekitar pukul 07.00 malam jumadi selesai mempersiapkan barang dagangan dan menyimpannya di dalam sebuah kantong kresek. Kemudian ia beranjak untuk istirahat sambil sesekali bersendau gurau dengan anak dan istrinya.

Keesokan harinya, setelah sholat subuh, ia pun bergegas untuk menyiapkan ojek untuk dijual. Kompor minyak mulai dinyalakannnya untuk menjarang air dan satu per satu butiran ojek ditata di dalam sebuah dandang. Memang hampir semua penjual ojek keliling menggunakan kompor minyak untuk merebus ojeknya. Mereka tidak tersentuh oleh program konversi minyak tanah ke gas yang dicanangkan pemerintah melalui pembagian kompor gas gratis. Selain itu, mereka juga merasa takut menggunakan gas karena kompor itu harus selalu dalam keadaan menyala dan dibawa berkeliling selama menjajakan ojeknya. Jumadi pun berpendapat demikian: ”Jika saya memakai gas untuk merebus ojek berarti saya harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk membeli gas, sedangkan keuntungan yang saya peroleh tidak mencukupi untuk membeli gas isi tiga kilogram”. Berarti jika jumadi menggunakan gas, cost yang ia keluarkan akan melebihi revenue yang didapatkan dan jika hal tersebut terjadi maka ia akan menderita kerugian. Karena alasan tersebut, dengan terpaksa jumadi harus menggunakan kompor minyak meskipun harga minyak tanah juga terus melambung.

Jumadi sebenarnya adalah teman SD penulis. Kehidupan yang keras memaksa Jumadi berhenti dari pendidikannya. Selain karena otaknya sudah tidak mampu untuk diajak berfikir dia juga tidak mempunyai biaya untuk melanjutkan ke jenjang SMP. Setelah lulus SD, ia kemudian bekerja di sebuah pabrik keripik singkong sebagai pengupas singkong. Setelah sekitar dua tahun bekerja, ia merasa bosan karena pendapatannya ditentukan oleh banyaknya singkong yang dikupas. Semakin banyak singkong yang dikupas, semakin banyak pula pendapatan yang ia peroleh. Ia merasa dikejar oleh waktu dan tidak bebas dalam bekerja.Akhirnya ia memilih untuk berhenti bekerja dari pekerjaan itu karena tidak sesuai dengan yang dia inginkan. Jumadi pun memutuskan untuk mencari pekerjaan lainnya yaitu dengan berjualan karena dia merasa dengan berjualan dia merasa bebas dan tidak diatur oleh orang lain. Karena ia hanya memiliki modal kecil dan rumahnya dekat dengan sekolah dasar, dia memutuskan untuk berjualan ojek.

Hari-haripun dilaluinya dengan berdagang ojek dari satu sekolah ke sekolah lainnya dengan memakai sepeda anginnya.Uang hasil penjualan sebagian ditabungnya. Semakin hari penjualan ojeknya omsetnya semakin bertambah. Setelah berjualan setahun dia menikah dengan gadis pilihannya. Merekapun menjalani hidup masih dengan berjualan ojek. Setelah sekitar setahun berlalu mereka mempunyai seorang anak. Dengan beban hidup yang makin menghimpit, pendapatannya yang sangat pas-pasan digunakan untuk mereka bertiga.

Sebetulnya kehidupan mereka secara materi dapat dikatakan dibawah kelayakan. Karena untuk dapat makan hari ini saja emereka harus membanting tulang bekerja seharian dari pagi sampai sore dan rutinitas itu berjalan berulang-ulang dari hari ke hari.Kita dapat membayangkan bagaimana seandainya jika si Jumadi suatu hari sakit. Tentu dia butuh berobat dan siapa yang menanggung makan pada hari itu? Apakah dengan berhutang masalahnya dapat teratasi?.

Itulah gambaran sekelumit rakyat Indonesia yang hanya baru bisa memikirkan masalah perut dan diluar sana ternyata masih banyak jumadi-jumadi lainnya yang ternyata malah lebih menderita kehidupannya. Jadi kucuran dana BLT dari pemerintah tidak mampu untuk menyelesaikan pokok permasalahan para rakyat miskin karena rakyat sebetulnya butuh kail bukan ikan. Mereka mendapatkan dana BLT hanya selama 7 bulan dengan jumlah yang tidak seberapa itu jika disbanding dengan honor wakil rakyat seolah olah dapat mencukupi kenaikan harga-harga saat ini. Tetapi bagaimana nasib mereka setelah dana BLT dihentikan? Apakah mereka akan kembali terpuruk dalam kemiskinan?

Karena Pemerintah memberikan dana BLT yang kurang begitu mendidik dan tidak memenuhi sasaran, banyak rakyat yang pro dan kontra terhadap kebijakan tersebut. Seandainya pemerintah membuka lapangan pekerjaan dengan program padat karya misalnya, rakyat mungkin malah menerimannya karena sebenarnya yang dibutuhkan oleh rakyat saat ini adalah pekerjaan yang tetap dan menjanjikan untuk hari depan sehingga kemiskinan rakyat Indonesia dapat ditanggulangi dan pendidikan anak-anak mereka pun akan terjamin. Dengan pendidikan yang maju, rakyat Indonesia akan menjadi pandai dan dapat hidup sejahtera.

Memang sulitnya kehidupan yang terjadi di Indonesia membuat sebagian besar orang merasa bahwa pemerintah tidak becus dalam mengatur negara. Pemerintah sepertinya hanya memikirkan diri sendiri tanpa melihat rakyat bawah yang sangat merana dan terhimpit oleh masalah ekonomi. Seharusnya sebagai seorang pemerintah yang mengerti seluk beluk kenegaraan, masalah – masalah kenaikan harga yang tidak dibarengi dengan kenaikan daya beli seperti sekarang ini tidak terjadi sehingga rakyat kecil seperti Jumadi dan kawan-kawannya dapat hidup dengan makmur dan sejahtera. Harapan penulis semoga di masa yang akan datang kesejahteraan rakyat Indonesia benar-benar terwujud. Tidak ada lagi penderitaan dan kemiskinan di negeri ini.